Kara “barong” memiliki beberapa pengertian. Dalam
bahasa Sansekerta, barong memiliki arti beruang, yakni berasal dari kata “B (h)
arwang”. Selain itu barong berarti pula akar-akaran yang hidup di dekat rumpun
bamboo. Berarti juga pertunjukan yang berwujud tiruan dari binatang buas.
Melihat dari arti kata tersebut, makna terakhir yang lebih mengarah pada
kesenian barong. Blambangan atau Banyuwangi memeliki beberapa barong.
Diantaranya Barong Kemiren, Barong Perejeng, dan
Barong Using atau Blambangan. Bentuk kesenian barong adalah kepala berbentuk
raksasa yang besar, dengan mata melotot dan taring keluar. Kesenian barong
merupakan seni cerita rakyat dan salah satu yang paling terkenal adalah Barong
Jakiprah, yang mengisahkan perjuangan penduduk desa membuka area hutan untuk digunakan
sebagai area pertanian.
Untuk membuka tempat baru tersebut, penduduk harus
menghadapi makhluk – makhluk halus yang ada di hutan. Pemetnasan kesenian ini
pada malam hari dan selesai pagi hari. Pesan untuk melestarikan hutan sealu
disampaikan kepada penonton.
Barong Kemiren adalah kesenian asli dari daerah
Kemiren, Glagah, Banyuwangi. Salah seorang budayawan asli kemiren, Andi
menuturkan barong Kemiren hasil ciptaan asli warga Kemiren kuno. Namanya
Sanimah abad ke-16. Barong kuno itu bentuknya jelek dan buruk rupa. Barong kuno
itu kemudian di wariskan kepada anaknya, Tompo ( Eyang Buyut Tompo/ Mbah
Tompo). Selama penjajahan Belanda, Tompo mengungsi ke kota sambil membawa
barongnya. Di kota, Tompo bertemu Sukip dan Win dua orang yang ahli membuat
membuat barong. Karena terkesan Tompo yang banyak memiliki uang meminta dua
ahli untuk membuatkan barong untuknya. Lahirlah barong baru yang bagus setelah
perang dengan Belanda Tompo pulang ke desa Kemiren kemudian diwariskan kepada
Surtaman dan Samsuri.
Namun demikian, sosok Barong dari masing-masing
tempat dan wilayah itu berbeda-beda,baik bentuk, aksesori maupun fungsi dan
kegunaannya. Di Banyuwangi khususnya didalam komunitas masyarakat Using
Kemiren, sosok Barong banyak mengandung komponen-komponen khas Using, mulai
dari arsitektur ruang pertunjukannya, tokoh-tokoh yang memainkan, musik, tari
dan berbagai isi ajaran serta nilai-nilai moral dari dialog para tokoh yang
memainkan, syarat dengan kandungan nilai-nilai budaya adat Using Banyuwangi.
0 komentar:
Posting Komentar